Senin, 05 Desember 2011

Pemuda dan Budaya


Pemuda dan Budaya

Berilah aku sepuluh pemuda maka saya akan mengguncangkan dunia (Bung Karno)

Mari kita merenung dari pernyataan Bung Karno di atas. Kalau kita merenung, apa makna yang dapat kita petik dalam pernyataan tersebut?. Beliua menitik beratkan pada pemuda. Pemuda merupakan asset bangsa yang paling besar nilainya. Pemuda mempunyai kekuatan (power) untuk merubah kondisi social, ekomoni, politik dari kterpurukan menuju perbaikan. Namun, esensi dari pada pemuda sekrang sudah bergeser lebih jauh. Pemuda sekarang lebih condong melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Pemuda sekarang sudah bergeser maknanya. Misalkan saja; banyak dari pemuda yang senang pada perkelahian, gaya pakean, free sex dan lain sebagainya. Padahal itu, budaya barat yang sengaja menggerogoti moral/ahlak generasi muda Indonesia, Tanpa kita sadari bahwa, kita telah dininabobokan oleh budaya barat (western culture) dengan disuguhkan budaya-budayanya. Pemuda adalah bagian dari kategori social yang akan melakukan perubahan social dimana mereka hidup. Chris Barker salah satu pakar cultural studies mengetakan bahwa anak kemunculan anak muda itu di tandai dengan aktivitas hiburan, gaya pakaian dan lain sebagainya.

“A significant marker of the post-war western world has been the emergence and proliferation of district musical forms, fashion style, leisure activities, dance and language associated whit youth”.

Budaya gaya pakean, aktivitas hiburan dan lain sebagainya itu adalah budaya barat yang ingin merasuki generasi kita agar generasi Indonesia tidak berdaya. Ketika genesari kita selalu disuguhkan dengan budaya barat yang selalu senang pada hiburan, gaya pakean dan lain sebagainya, maka kita akan kehilangan jati diri sebagai pemuda. Maka dari itu, tugas lembaga pendidikan adalah memberikan pencerahan kepada pemuda bahwa hal-hal yang demikian seperti yang telah disebut di atas adalah segeralah di jauhkan dari pikirannya. Agar generasi muda mampu menciptakan perubahan baik pada dirinya sendiri maupun pada lingkungan disekelilingnya, -perubahan dalam bentuk material maupun immaterial. Perubahan material adalah pemuda mempu merubah kondisi social yang ada. Misalkan saja; kemiskinan; generasi muda harus punya kreativitas agar ekonomi keluarganya bisa teratasi. Sedangkan perubahan immaterial adalah perubahan moral atau behavior pemuda itu sendiri. Budaya barat telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.  Seperti yang di kembangkan oleh Clifford; 1992; memberi istilah “traveling cultural”. Dimana budaya digambarkan sebagai manusia yang akan melakukan traveling di suatu daerah tempat para traveling. Di Indonesia budaya asing telah merasuki pikiran para pemuda jama sekang.

“budaya pemuda internasional memberikan pengarauh penting pada pandangan cliffodr;1992, tentang ‘budaya melancong’ di mana kebudayaan dikonseptualisasikan sebagai manusia dan budaya yang melancong dan tempat/kebudayaan dikonseptualisasikan sebagai titik temu para pelangcong; Clifford; 1992. Melancong adalah suatu cabang dari tourism (yang dengan sendirinya bukan merupakan suatu praktik autentik) dan bukan merupakan satu kategori yang berada; culler; 1981)”

Budaya barat yang melancong bukan sebuah wacana semata, akan tetapi sebuah realita. Salah satu contohnya adalah para pemuda senang mengkonsumsi barang-barang haram, free sex dan lain sebagainya. Pemuda Indonesia, dengan lugunya memerima budaya barat. Seakan-akan kita tidak punya budaya sendiri. sehingga kita memerlukan budaya orang lain. Maka dari itu, tugas lembaga pendidikan adalah memberikan pencerahan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya kepada para gererasi muda agar tidak searta merta mengkonsumsi budaya barat yang tidak bernilai tersebut. Karena tujuan lembaga pendidikan adalah mendidik para generasi muda kea rah yang lebih baik. Al-attas mengelompokan tujuan pendidikan menjadi dua kelompak; pertama adalah berorientasi pada masyarakat. Yang ke dua adalah berorientasi pada individu. Yang dimaksud dengan pendidikan yang berorientasi pada masyarakat adalah pandangan yang mengangap bahwa lembaga pendidikan merupakan sarana utama untuk menciptakan masyarakat yang baik, masyarakat yang baik adalah masyarakat yang punya ilmu pngetahuan, sikap, moral yang berguna bagi masyarakat lainnya.

“……pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing. Berdasarkan hal ini, tujuan pendidikan dengan sendirinya diambil dari dan diupayakan untuk memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan dan sejumlah keahlian yang sudah diterima dan sangat berguna bagi masyarakat. Konsekuesnsinya, karena kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan dan sejumlah keahlian yang sudah diterima oleh sebuah masyarakat itu senantiasa berubah, mereka berpendapat bahwa pendidikan dalam masyarakat harus bisa memprsiapkan peserta didiknya untk menghadapi segala bentuk perubahan yang ada; Al-attas;2002

Pendidikan yang berorientasi pada masyarakat dimana lembaga pendidikan akan mendidik para peserta didik yang bisa bersosialisasi pada masyarakat dan juga lembaga pendidikan harus mampu melahirkan para generasi muda yang mampu merubah tatanan social kemasyarakatan kea rah yang lebih baik. Walaupun tidak sepenuhnya dilakukan oleh generasi muda, minimal mampu merubah pola pikir masyarakat terhadap perubahan social agar masyarakat tidak pesimis terhadap kondisi social yang mereka hadapi. Contohnya kecilnya; politik; masyarakat kita sudah alergi terhadap politik karena politik adalah permainan kata-kata, yang memutar-balikan fakta. Generasi muda yang baik adalah generasi muda yang bermanfaat bagi orang banyak. mereka tidak hanya memikirkan dirinya sendiri (self-identity) akan tetapi mampu memikirkan orang banyak (social-identities)*  
Sedangkan pendidikan yang berorientasi pada individu adalah pandangan yang memfokuskan diri pada individu. Artinya bahwa lembaga pendidikan akan menyiapkan pesearta didik agar meraih kesuksesan dan kebahagiaan melalui ilmu pengetahuan, ekonomi, moral dan lain sebagainya. Dengan ilmu pengetahaun, ekonomi, moral dan lain sebagainya maka mereka akan mempu menciptakan lapangan kerja sendiri agar ekonomi keluarganya mampu di atasi.

Lembaga pendidikan melakukan perubahan dan perubahan itu hanya dilakukan oleh manusia yang menyentuh wilayah manusia itu adalah lembaga pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar