Senin, 05 Desember 2011

metode tematik maudhu'i

 
METODE TEMATIK ( MAUDHU'I )
A.    Pendahuluaan
B.     Pengertiaan
Yang dimaksud dengan metode tematik adalah membahas ayat-ayat Al-Qur'an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan, dihimpun. Kemuadian dikaji secara mendlam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya,  seperti asbabunnuzul, kosakata, dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci  dan  tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau  fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Baik argumen itu berasal dari Al-Qur'an, hadist, maupun pemikiran rasional. Diantara tafsir yang masuk kategori ini , misalnya, al-Insan fi Al-Qura;n dan Al-Marat fi Al-Qura'an, keduanya karangan mahmud al-aqqad.  Al-Riba fi Al-Qur'an karangan al-Maududi.( nasruddin baidan; 2002, 72)
C.     Pembahasan
Ciri-Ciri Metode Tematik
Sesuai dengan namanya tematik, maka yang menjadi ciri utama dari metode ini adalah menonjolkan tema, judul atau topik pembahasan, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa metode ini juga disebut metode topikal. Jadi, mufasir mencari tema-tema atau topik-topik yang ada di tengah masyarakat atau berasal dari al-qur'an itu sendiri, ataupun dari yang lain-lain. Kemudian tema-tema yang sudah dipilih itu dikaji secara tuntas dan menyeluruh dari berbagai aspeknya sesuai dengan kapasitas atau petunjuk yang temuat di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan tersebut. Artinya, penafsiran yang diberikan tak boleh jauh dari pemahaman ayat-ayat al-qur'an agar tidak terkesan pemikiran tersebut beerangkat dari pemikiran atau terkaan belaka (al-ra'y al-mahdh).
Dalam penerapan metode ini, ada beberapa langkah yang harus di tempuh oleh mufasir. Antara lain sebagai mana diungkapkan oleh al-farmawi berikut ini:
1.      Menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan judul tersebut sesuai dengan kronologi urutan turunya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya ayat mansukhah, dan sebagainya.
2.      Menelusuri latar belakang turun (asbab nzul) ayat-ayat yang telah dihimpun (kalau ada)
3.      Meneliti dengan cermat semua kata atau kalimat yang dipakai dalam ayat tersebut, terutama kosakata yang menjadi pokok permasalahan di dalam ayat itu. Kemudian mengkajinya dari semua aspek yang berkaitan denganya, seperti bahasa, budaya, sejarah, munasabat, pemakaian kata ganti (dhamir), dan sebagainya.
4.      Mengkaji pemahaman ayat-ayat itu dari pemahaman berbagai aliran dan pendapat para mufasir, baik yang klasik maupun yang kontemporer.
5.      Semua dikaji secara tuntas dan seksama dengan menggunakan penalaran yang objektif melalui kaidah-kaidah tafsir yang mu'tabar, serta didukung oleh fakta (kalau ada), dan argumen-argumen dari al-qur'an, hadits, atau fakta-fakta sejarah yang dapat ditemukan. Artinya, mufasir selalu berusaha menghindarkan diri dari pemikiran-pemikiran yang subyektif. Hal itu dimingkinkan bila ia membiarkan al-qur'an membicarakan suatu kasus tanpa diinterpensi oleh pihak-pihak lain di luar al-qur'an, termasuk penafsir sendiri.
D.    Contoh tafsir tematik
1.      Ayat-ayat tentang penciptaan manusia pertama.
2.      $ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# bÎ) óOçFZä. Îû 5=÷ƒu z`ÏiB Ï]÷èt7ø9$# $¯RÎ*sù /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO ô`ÏB 7ps)n=tæ ¢OèO `ÏB 7ptóôÒB 7ps)¯=sƒC ÎŽöxîur 7ps)¯=sƒèC tûÎiüt7ãYÏj9 öNä3s9 4 É)çRur Îû ÏQ%tnöF{$# $tB âä!$t±nS #n<Î) 9@y_r& wK|¡B §NèO öNä3ã_̍øƒéU WxøÿÏÛ
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
(Q.S. Al-Hajj ; 5).
3.      ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ    
"dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.( Q.S Al-Mu'minun ;12-14).

2.  Penafsiran
Dalam ayat-ayat itu jelas terlihat bahwa Allah menciptakan manusia tidak sekaligus, melainkan secara berevolosi ( bertahjap), mulai dari saripati tanah, nutfah, darah, daging, akhirnya menjadi manusia yang utuh secara fisik, setelah itu baru ditiupkan roh. Kesimpulan ini DIDUKUNG oleh firman Allah di dalam surat Nuh ayat 14
ôs%ur ö/ä3s)n=s{ #·#uqôÛr& ÇÊÍÈ  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar